Selasa, 14 April 2009

tentang Pemilu 2009

Jujur saja, kita harusnya melihat apa yang menjadi penyebab kenapa pemilu 2009 dianggap buruk? apakah ada tolak ukurnya? apakah dengan tingginya golput maka dibilang buruk?
Kita harus ingat, pmilu kali ini merupakan pertama kalinya pemilu yang dimana rakyat bisa memilih langsung calon legislatif yang mereka akan pilih. oleh karena itu saat ini individual partai lah yang mesti pintar turun ke masyarakat.

Tentu saja hal ini akan membawa efek positif dan negatif bagi masyarakat dan para caleg tersebut. Efek positifnya, masyarakat akan mengetahui seperti apa caleg yang akan mereka pilih nanti, serta dapat menilai kualitas individu tersebut. efek negatifnya bagi caleg, mau atau tidak, para caleg tersebut mesti pintar turun ke masyarakat. Serta diakui atau tidak, para caleg mesti memiliki "modal" yang cukup agar dirinya bisa mendapatkan simpati massa.

Buat saya, dengan system pemilu saat ini sudah merupakan suatu kemajuan yang bagus untuk demokrasi Indonesia. Tidak seperti system pemilu sebelumnya dimana kita tidak tahu siapa caleg yg diusung oleh suatu partai. Karena anggota legislatif yang duduk di kursi DPR hanya ditentukan berdasakan jumlah suara yg didapat oleh suatu partai tersebut. Dimana hal ini dapat membuka lebar terjadinya kemungkinan praktek jual beli no urut di dalam partai itu sendiri ataupun caleg yg memiliki nomer urut kecil dipastikan akan menjadi anggota legislatif (dalam hal ini biasanya para ketua) yg dimana kualitas perseorangan tersebut kita belum tahu.
Jadi system seperti manakah yang lebih kita sukai?
dari kedua system tersebut, kita tetap saja bagaikan membeli kucing dalam karung.

Efek samping dari system pemilu yang sekarang ini secara tidak langsung membuat no golput menjadi tinggi. kenapa saya bilang begitu karena jujur saja dengan banyaknya para caleg yang bermunculan akan membuat kita para masyarakat menjadi bingung. apakah para caleg tersebut akan benar nantinya apabila sudah duduk di kursi nyaman dpr mereka akan benar2 memperjuangkan rakyat..?
Sementara kita lihat sendiri, baik diakui atau tidak.... para caleg tersebut sudah pasti mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menarik simpati rakyat (kalau tidak mau disebut membeil suara rakyat).
Dan hal ini akan membuat para anggota legislatif tersebut akan memikirkan bagaimana caranya agar pengeluaran yg sudah terjadi bisa menjadi "Balik Modal" kalau bisa sekalian ditambah dengan "Bonus" juga.

Selain itu, saya menyesalkan kenapa mereka yg merasa mendapatkan suara sedikit, saat ini mengeluhkan pemilu tidak jujur. Data2 di DPT dikatakan tidak update?

Jauh sebelum pemilu ini berlangsung, pihak pemerintah sudah memberitahukan kepada masyarakat untuk memeriksa nama mereka apakah terdaftar di masing masing desa atau di lingkungan tempat tingal mereka.
Kita masyarakatlah yang diminta untuk aktif.

Nah disini lah para anggota partai tersebut seharusnya ikut turun, lepaskan baju partai dan bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan semacam sensus untuk mendata jumlah penduduk.
Dimana pada akhirnya nanti, jumlah teresebut akan dibandingkan dengan jumlah yang dimiliki oleh pemerintah...

Bagaimana pemilu ini berlangsung adil dan jujur...? apabila kita sendiri tidak mau ikut mengawasi? jangan hanya apabila sudah kalah, baru teriak2 bilang pemilu tidak jujur dan segala macamnya....
Bukan kah demokrasi itu adalah pemerintah yang oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat?
Ataukah demokrasi itu hanya ditentukan oleh mereka orang-orang yang mengalami post power syndrom?

Pemilu kali ini, rakyatlah yang memiliki keputusan siapa yang mereka pilih untuk memimpin negara ini dalam 5 tahun kemudian. Bukan mereka yang mengalami post power syndrom atau ingin memiliki kekuasaan lagi.

Akhir kata, saya tidak bermaksud menyinggung siapapun
Tulisan ini saya buat hanya berdasarkan penilaian dan pengamatan saya semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar